Reseonansinews.com – Bontang, Komisi I DPR Kota Bontang bersama anggotanya mempertanyakan peran Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bontang dalam mendukung pembelajaran jarak jauh pada sidang yang diagendakan senin (27.07.2020). Abdul Haris selaku sebagai anggota komisi I sekaligus memimpin jalanya sidang meminta keterangan tentang inovasi yang sudah dilakukan oleh jajaran dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota bontang.
Menurut Elena, Kepala Dinas Perpustakaan da Kearsipan Kota Bontang memberikan penjelasan terkait pertanyaan yang disampaikan oleh pimpinan, Perpusda Kota Bontang sudah melakukan beberapa inovasi untuk mengubah pandangan masyarakat tentang keberadan perpustakaan bukan sebagai tempat menyimpan buku saja, tetapi dijadikan sebagai pusat literasi digital.
Menurut penuturanya, saat ini perpustakaan Kota Bontang sudah melakukan transformasi IT dengan mengupayakan digital library. Proses ini sudah dilakukan sejak sebelum pandemi korona mewabah di Indonesia. Elena menegaskan bahwa proses transformasi IT tersebut masih terus dilakukan agar setiap orang termasuk peserta didik dapat mengakses buku-buku digital dimanapun berada. Inilah tujuan utama yang disampaikan oleh kepala dinas perpustakaan dan kearsipan kota bontang agar pandangan tentang perpustakaan tidak hanya sebagai kolektor buku saja, melainkan sebagai pusat literasi dan inspirasi teknologi di akhir 2020 nanti.
Elena meminta Komisi I DPRD Kota Bontang untuk mendukung transformasi IT yang sedang diupayakan dengan memberikan bantuan dana kepada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bontang. Hal ini disampaikan atas dampak dari keterbatasan anggaran yang diterima oleh pihaknya yang bersumber dari APBD kota bontang dengan jumlah hanya 4 miliar pertahun. Padahal, dalam ketentuan UU 43 tahun 2007, ada porsi yang masih dapat diterima dari alokasi dana Pendidikan.
Selain itu, Usman selaku Kepala Seksi Kearsipan dan Pelayanan mendukung pernyataan pimpinannya. Ia menuturkan adanya keterbatasan pustakawan yang mampu mendukung transformasi IT di lingkup dinas perpustakaan dan kearsipan. Selain itu, keberadaan pustakawan di sekolah sekolah kota bontang masih tergolong minim. Bahkan, ada sekolah yang tidak memiliki tenaga pustakawan sehingga tidak dapat mendukung cepatnya proses transformasi digital library.
Usman juga menegaskan pelayanan di Perpustakaan Kota Bontang perlu untuk ditingkatkan. Saat ini, ketersediaan komputer di perpustakaan hanya berjumlah 6 PC dari 9 jumlah total karena ada 3 PC yang rusak. Ditambah lagi, kecepatan akses internet di perpustkaan Kota bontang kurang mumpuni. Kecepatan akses yang mampu disediakan hanya 3MBps untuk para pengunjung perpustakaan kota bontang. Sehingga, untuk mendukung pembelajaran daring atau jarak jauh pihaknya mengalami kendala.
Atas pemaparan yang sudah disampiakan kepala dinas dan jajaranya, Irfan anggota Komisi I DPRD kota Bontang memberikan dukungan penuh untuk segera direalisasikan mengenai transformasi IT di perpustakaan Kota bontang. Ia menuturkan bahwa pandemi covid-19 saat ini tidak bisa diprediksi kapan berakhirnya. Sehingga perlu untuk seluruh stekholder yang bersinggungan dengan pembelajaran untuk berbenah. Apalagi sekarang hampir seluruh sekolah di kota bontang menggunakan skema pembelajaran jarak jauh kepada siswa siswinya sehingga daya dukung untuk digitalisasi buku buku penunjang wajib untuk dilakukan.
Adapun usulan Irfan adalah menyediakan pojok baca dan literasi di setiap kelurahan di kota bontang sebagai upaya dinas perpustakaan kota bontang dalam meyediakan akses kepada masyarakat khususnya siswa siswi yang kesulitan untuk menemukan sumber belajar. Hal ini disampaikan sebagai solusi atas keterbatasan akses internet diperpustakaan kota bontang sehingga masyarakat enggan untuk berkunjung di Perpustakaan Kota Bontang. (R2/Dwi)